Sebenarnya tidak banyak perbedaan antara kedua bahasa tersebut. Berbagai varian bahasa Melayu digunakan di berbagai wilayah Indonesia dan semua mengakui bahwa bahasa yang digunakan di Provinsi Riau dan sekitarnya adalah bahasa Melayu Standar (atau bahasa Melayu Tinggi, bahasa Melayu Piawai). Perbedaan latar belakang sejarah, politik, dan perlakuan yang berbeda menyebabkan munculnya perbedaan tata bahasa, peristilahan dan kosakata, pengucapan, serta tekanan kata pada dua bentuk standar modern yang sekarang dipakai.
Perbedaan itu secara garis besar dapat dipaparkan sebagai berikut:
- Dari latar belakang penjajahan asing bisa dikatakan bahwa bahasa Indonesia lebih menyerap bahasa Belanda sedangkan bahasa Malaysia lebih menyerap bahasa Inggris.
- Dari segi perlakuan, kedua-dua bahasa tersebut diperlakukan sesuai dengan kebijakan kebahasaan di negara masing-masing, namun ada perhimpunan yang mengatur bahasa Melayu yang disebut dengan Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia (MABBIM).
- Dari segi penyerapan kata di negara masing-masing, bahasa Indonesia yang didasarkan dari bahasa Melayu berdialek Riau menyerap pula bahasa-bahasa daerah di Indonesia seperti bahasa Jawa dll.
Sebelum abad kedua puluh, bahasa Melayu ditulis menggunakan aksara yang dimodifikasi dari aksara Arab yang dikenal sebagai Huruf Jawi. Setelah abad dua puluh, bahasa Melayu ditulis menggunakan huruf Latin, dikenal sebagai Rumi, dan penggunaan huruf Latin ini telah hampir menggantikan huruf Jawi secara keseluruhan dalam kehidupan sehari-hari. Romanisasi pada awalnya digunakan di Malaya Britania (kini bagian dari Malaysia ) dan Hindia Belanda (kini Indonesia ). Hal ini menunjukkan kedua negara tersebut merupakan bekas jajahan Kerajaan Britania dan Belanda.
Dalam bahasa Indonesia, huruf vokal ''u'' pada awalnya dilambangkan dengan ''oe'', seperti halnya dalam Bahasa Belanda. Perubahan resmi ''oe'' menjadi ''u'' dilakukan pada tahun 1947. Hal serupa juga terjadi di Malaysia, sampai tahun 1972, huruf konsonan ''c'' di Malaysia dilambangkan dengan ''ch'', sedangkan Indonesia mengikuti Belanda yang menggunakan ''tj''. Sehingga kata ''cucu'' di Malaysia dulu ditulis ''chuchu'' dan di Indonesia ditulis ''tjoetjoe'', sampai akhirnya sistem Ejaan Yang Disempurnakan diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1972, yang mengganti ''tj'' dengan ''c''.
Indonesia mengganti konsonan ''dj'' dengan ''j'', yang sudah terlebih dahulu digunakan di malaysia, sedangkan konsonan lama ''j'' digantikan oleh ''y'', seperti halnya di Malaysia. Demikian juga bunyi desah yang berasal dari bahasa Arab, yang dulu ditulis 'ch' di Indonesia, kini menjadi ''kh'' dalam kedua bahasa.
Akan tetapi, ''oe'' masih dapat ditemukan, misalnya pada nama presiden pertama Indonesia, Sukarno (ditulis ''Soekarno''), dan penggantinya Suharto , (ditulis ''Soeharto''). Kombinasi huruf ''ch'' dan ''dj'' masih dapat ditemukan pada nama-nama semacam ''Achmad'' dan ''Djojo'' (diucapkan ''Akhmad'' dan ''Joyo''), meskipun kini orang-orang lebih suka menggunakan ejaan pasca-1972.
Perbedaan yang penting antara bahasa Malaysia dan bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia berbeda dari bahasa Melayu di Malaysia karena bahasa Indonesia memiliki lebih banyak perkataan yang berasal dari bahasa Jawa dan bahasa Belanda meski bahasa Indonesia didasarkan dan didominasi dari bahasa Melayu Riau, contohnya "pejabat pos" di Malaysia dikenal dengan sebutan "kantor pos" di Indonesia . "Kantor" ini berasal dari kata Belanda ''kantoor'' untuk "pejabat".
Perbedaan ejaan
Ketika zaman penjajahan, bahasa Indonesia menggunakan "oe" untuk bunyi "u", sama seperti bahasa Belanda, namun setelah penaklukan Jepang ejaan tersebut diganti menjadi "u". Di Malaysia sebelum tahun 1972, bunyi "ch" dieja dengan "ch" dan bahasa Indonesia menggunakan "tj". Oleh itulah, perkataan "cap" telah dieja sebagai "chap" di Semenanjung Malaya dan "tjap" dalam bahasa Indonesia. Setelah "Ejaan Yang Disempurnakan" diperkenalkan pada tahun 1972, kedua-dua bahasa itu menggunakan ejaan yang sama, yaitu "cap". Contoh ejaan lain yaitu "dj" (Indonesia) diganti dengan "j" seperti di Malaysia. Ada beberapa ejaan yang masih dipertahankan atas sebab sejarah, contohnya "wang" (Semenanjung Malaya) dan "uang" (Indonesia).
Perbedaan kosa kata
Beberapa contoh kata-kata yang berbeda jauh antara kedua bahasa:
Bahasa Inggris | Bahasa Malaysia | Bahasa Indonesia/ Bahasa Melayu di Indonesia |
March | Mac (dari Bahasa Inggris) | Maret |
August | Ogos | Agustus |
challenge | cabaran | tantangan, kecabaran |
speak | bercakap, bertutur, berbual | berbicara, bercakap-cakap |
shop | kedai | Toko |
ticket | tiket | karcis, tiket |
pharmacy | farmasi, kedai ubat | apotek, toko obat, farmasi |
Monday | Isnin | Senin |
restaurant | restoran, kedai makan | rumah makan, restoran |
because | kerana | Karena |
hospital | hospital, rumah sakit (jarang digunakan lagi) | rumah sakit |
zoo | taman haiwan, zoo | kebun binatang |
television | televisyen | televisi |
university | universiti | Universitas |
head office | ibu pejabat | kantor pusat |
car | kereta | mobil/oto |
Kata-kata yang berbeda maknanya
Selain perbedaan kosa kata, kedua bahasa juga memiliki perkataan-perkataan yang sama tetapi berbeda maksudnya ( homonim ). Oleh karena perkataan-perkataan tersebut seringkali digunakan dalam kedua bahasa tersebut, maka hal tersebut mudah menimbulkan kesalahpahaman.
Perbedaan makna ini terbentuk atas penuturan yang menjadi kelaziman dari kedua negara, sedangkan dalam segi tertulis tidak terbentuk perbedaan yang ketara sebab makna yang ada dalam bahasa Malaysia juga sebenarnya ada dalam bahasa Indonesia (makna bahasa Melayu dalam tiap daerah di Indonesia beragam mengingat banyaknya dialek bahasa Melayu di Indonesia)rujukan Kamus Besar Bahasa Indonesia susunan Pusat Bahasa Depdiknas. Beberapa perbedaan tersebut di antaranya:
Perkataan | makna dalam bahasa Malaysia | makna/sinonim dalam bahasa Indonesia |
Ahli | anggota (mis. dari partai) | Pakar |
Akta | undang-undang | surat resmi yang disahkan oleh suatu badan resmi atau pemerintah |
Baja | bahan untuk menyuburkan tetumbuhan | besi tahan karat |
Banci | perhitungan bilangan penduduk | seorang berjenis kelamin wanita dan pria |
Bercinta | menyatakan rasa kasih sayang kepada orang lain | melakukan hubungan seksual |
Biji | pil, tablet | Benih |
bisa | racun | 1. boleh, dapat; 2. Racun |
boleh | dapat(contoh:dia boleh bicara=dia bisa/dapat bicara) | 1. mengizinkan (contoh:dia diizinkan bicara); 2. bisa (kebisaan) (contoh:dia memiliki kebolehan dalam bergaya); 3. bisa/ dapat (contoh:Dia boleh mengerjakan soal ujian dengan cepat) (jarang digunakan dalam makna bisa) |
bugil/bogel | telanjang, langsung tidak berpakaian | 1. telanjang, bugil; 2. pendek dan kecil (terdapat kesalahpahaman dalam memaknakan kata bogel di kalangan masyarakat yaitu orang kerdil) |
bontot/buntut | punggung | ekor; terakhir (untuk urutan anak) |
bual | bersembang (berbual) | omong kosong (membual), cakap besar (sombong) |
budak | anak-anak kecil, orang muda | 1. hamba abdi, hamba sahaya; 2. anak-anak kecil (budak untuk makna ini dijumpai di daerah asal Melayu Sumatra dan Sunda, namun sekitar tahun 1995, beberapa ahli bahasa di indonesia dan malaysia sempat mengkritik kata ini karena dinilai telah mengesampingkan nilai-nilai kemanusiaan.) |
butuh/butoh | alat kelamin lelaki (lucah) | perlu; |
comel | cantik dan menarik, molek | kecil manis (cantik); mungil; bagus; menggerutu, bersungut-sungut |
| emel | enamel, lapisan pelindung gigi (juga digunakan istilah émail) |
gampang | anak luar nikah (kesat) | mudah, senang |
jabatan | bagian dari penadbiran dll yg mengurus tugas-tugas tertentu | amanah dalam memegang kedudukan penting resmi dalam suatu pekerjaan; departemen; jawatan |
jahat | nakal | durjana, tidak baik |
jawatan | kedudukan resmi | kantor pemerintahan, jabatan |
jemput | mengajak atau menyilakan datang | 1. memetik; 2. pergi mendapatkan orang yang akan diajak pergi bersama |
jeruk | buah-buahan (sayur, telur, ikan, dll) yang telah diasamkan (atau diasinkan) | buah jeruk |
jimat | cermat (tentang uang atau penggunaan sesuatu), hemat, tidak boros | azimat, benda bertuah |
kacak | tampan, menarik (bagi lelaki) | memegang kiri kanan pinggang dengan kedua-dua belah tangan (berkacak pinggang); tampak gagah, segak |
kaki tangan | pekerja, seorang yang diupah | anak buah (dengan konotasi negatif), seorang yang diperalat |
kapan | (kain kafan), kain penutup mayat | bilamana; berbeda dengan kafan |
karya | hasil karya (karyawan=pekerja seni) | kerja (karyawan=pekerja upahan) |
kerajaan | semua bentuk pemerintahan | sistem pemerintahan yang dipimpin oleh raja |
kereta | mobil | semua kendaraan beroda yang digerakkan dengan tenaga mesin atau makhluk hidup |
khidmat | servis, kerja untuk memenuhi keperluan orang ramai | 1. hormat, takzim; 2. layanan (jarang atau hampir tidak digunakan lagi) |
pajak | gadai janji | cukai |
pelan | rancangan pembinaan atau pembangunan | perlahan, tidak cepat |
pejabat | tempat bekerja | 1. orang yang memiliki jabatan resmi (unsur pimpinan); 2. kantor (jarang atau hampir tidak digunakan) |
pemerintah | badan atau kumpulan orang yang mengendalikan penadbiran suatu negara | pemerintah/ penadbir, badan tertinggi yang memerintah suatu negara |
pengajian | pendidikan | pembelajaran Alquran |
percuma | cuma-cuma, gratis | tidak berguna, sia-sia |
pijat | kutu; ralat pemrograman komputer | Urut |
polis | mata-mata, angkatan keselamatan sipil | 1. dasar (asuransi dll.); 2. negara kota (di Yunani) |
polisi | dasar (asuransi dll.) | pemelihara keamanan, angkatan keselamatan |
pusing | bergerak dalam bulatan, berputar, berkeliling | dalam keadaan keseimbangan terganggu serasa keadaan sekitar berputar; putar; pening, sakit kepala |
pupuk | menyemai (nilai murni dsb.) | penyubur tanaman |
tambang | bayaran penggunaan pengangkutan awam | 1. tempat menggali mineral; 2. semacam tali yang kuat |
tandas | jamban, tempat membuang air | 1. menjelaskan/menyelesaikan sesuatu dengan pasti dan tegas; 2. Jamban |
sulit | rahasia; sukar | sukar dicari karena tersembunyi atau jarang didapat |
yuk bergabung bersama kami
BalasHapusdi permainan tebak angka
http://www.togelpelangi.com/