Ragam bentuk telematika yang di
sajikan merupakan apilkasi yang sudah berkembang di berbagai sektor kehidupan
sehingga tidak menutup kemungkinan terjadi tumpang tindih. Semua kegiatan work
and play dapat menggunakan teknologi telematika sebagai penunjang kinerja semua
usaha di semua sektor kehidupan baik dalam sektor ekonomi, sosial dan budaya. Globalisasi telah menghasilkan
pergeseran dalam dunia pendidikan, dalri pendidikan tatap muka yang
konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka. Di Indonesia sudah
berkembang pendidikan terbuka dengan modus belajar jarah jauh (distance
lesrning) dengan media internet berbasis web atau situs.
Kenyataan tersebut dapat dimungkinkan
dengan adanya teknologi telematika, yang dapat menghubungkan guru dengan
muridnya, dan mahasiswa dengan dosennya. Melihat hasil perolehan belajar berupa
nilai secara online, mengecek jadwal kuliah, dan mengirim naskah tugas, dapat
dilakukan. Peranan web kampus atau sekolagh
termasuk cukup sentral dalam kegiatan pembelajaran ini. Selain itu, web
bernuansa pendidikan non-institusi, perpustakaan online, dan interaksi dalam
group, juga sangatlah mendukung. Selain murid atau mahasiswa, portal e-learning
dapat diakses oleh siapapun yang memerlukan tanpa pandang faktor jenis usia,
maupun pengalaman pendidikan sebelumnya.
Hampir seluruh kampus diIndonesia, dan
beberapa Sekolah Menegah Atas (SMA), telah memiliki web. Di DKI Jakarta, proses
perencanaan pembelajaran dan penilaian sudah melalui sarana internet yang
dikenal sebagai Sistem Administrasi Sekolah (SAS) DKI, dan ratusan web yang
menyediakan modul-modul belajar, bahan kuliah, dan hasil penelitian tersebar di
dunia internet. Bentuk telematika lainnya masih banyak
lagi, antara lain ada e-medicine, e-laboratory, e-technology, e-research, dan
ribuan situs yang memberikan informasi sesuai bidangnya. Di luar berbasis web,
telematika dapat berwujud hasil dari kerja satelit, contohnya ialah GPS (Global
Position System), atau sejenisnya seperti GLONAS dan GALILEO, Google Earth, 3G,
dan kini 4G, kompas digital, sitem navigasi digital untuk angkutan laut dan
udara, serta teleconference.
Manfaat
Telematika
Manfaat telematika bagi masyarakat
antara lain;
- Dunia pendidikan, asosiasi, para pengamat, industri itu sendiri,
- Manfaat internet dalam e Business secara nyata dapat menekan biaya transaksi daam berbisnis dan memberikan kemudahan dalam diversifikasi kebutuhan.
- Manfaat internet dalam e Goverment bisa meningkatkan kinerja pemerintah dalam menyediakan informasi dan layanan untuk masyarakat.
- Dalam bidang kesehatan dan juga pendidikan secara nyata juga telah memberikan nilai tambah bagi masyarakat luas.
- Telematika cukup memberi warna tersendiri dalam perekonomian nasional. Ditandai dengan mulai maraknya sekelompok anak muda membangun bisnis baru menggunakan teknologi Internet, makaIndonesiatak ketinggalan dalam booming perdagangan elektronis / electronic commerce (e-commerce).
- Pembangunan sektor Telematika diyakini akan memengaruhi perkembangan sektor-sektor lainnya. Sebagaimana diyakini oleh organisasi telekomunikasi dunia, ITU, yang konsisten menyatakan bahwa dengan asumsi semua persyaratan terpenuhi, penambahan investasi di sektor telekomunikasi sebesar 1% akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 3%. Hipotesis ini telah terbukti kebenarannyadi Jepang,Korea,Kanada,Australia, negara-negara Eropa, Skandinavia, dan lainnya.
- Sebagai core bisnis industry, perdagangan, efisensi dan peningkatan daya saing perusahaan
Dampak Negatif
- Tindakan kejahatan yang dilakukan dengan menggunakan media internet. Contohnya, tindakan yang disebut carding, adalah cyber crime dengan cara mencuri data kartu kredit dari nasabah suatu bank, sehingga si pelaku carding (carder) dapat menggunakan data tersebut untuk keuntungan pribadi.
- Penyebaran virus atau malicious ware fraud atau penipuan yang menggunakan electronic mail sebagai alat penyebaran informasi bagi si penipu.
- Kejahatan Telematika sebagai Kejahatan Transnasional, Contoh kejahatan transnasional ini adalah human trafficking, penyelundupan orang, narkotika, atau teroris internasional.
- Kejahatan telematika merugikan individu,missal Lima orang hacker (penyusup) yang berada di Moskow telah mencuri sekitar 5400 data kartu kredit milik orang Rusia dan orang asing yang didapat dengan menyusup pada sistem komputer beberapa internet retailer.
- Kejahatan telematika merugikan perusahaan atau organisasi, Pada tahun 1995, Julio Cesar Ardita, seorang mahasiswa dari Argentina berhasil menyusup dan mengganti (cracking) data sistem yang ada di Fakultas Arts and Science Universitas Harvard.
Kejahatan telematika merugikan Negara,
misalnya: Serangan yang paling merugikan adalah pengrusakan yang dilakukan
olehhacker asing pada situs Kementrian keuanganRomaniapada tahun 1999, sehingga
merugikan pemerintahRomaniamilyaran dollar. Serangan ini dilakukan dengan
mengganti besaran kurs mata uangRomaniasehingga banyak pembayar pajak online
yang terkecoh dengan data yang telah diganti tersebut.5 Hanya sayangnya,
kejahatan ini tidak berlanjut ke pengadilan karena tidak adanya hukum yang
mengatur kejahatan telematika yang bersifat transnasional.
MEDIA YANG DIGUNAKAN DALAM TELEMATIKA
Wi-fi
Wi-fi (atau Wi-fi,WiFi, Wifi, wifi)
merupakan kependekan dari Wireless Fidelity, memiliki pengertian yaitu
sekumpulan standar yang digunakan untuk Jaringan Lokal Nirkabel (Wireless Local
Area Networks-WLAN) yang didasari pada spesifikasi IEEE 802.11. Standar terbaru
dari spesifikasi 802.11a atau b, seperti 802.16 g, saat ini sedang dalam
penyusunan, spesifikasi terbaru tersebut menawarkan banyak peningkatan mulai
dari luas cakupan yang lebih jauh hingga kecepatan transfernya.
Awalnya Wi-Fi ditujukan untuk
penggunaan perangkat nirkabel dan Jaringan Area Lokal (LAN), namun saat ini
lebih banyak digunakan untuk mengakses internet. Hal ini memungkinan seseorang
dengan komputer dengan kartu nirkabel (wireless card) atau personal digital
assistant (PDA) untuk terhubung dengan internet dengan menggunakan titik akses
(atau dikenal dengan hotspot) terdekat.
Computer Vision
Computer Vision berkaitan dengan teori
untuk membangun sistem buatan yang memperoleh informasi dari gambar. Data
gambar dapat mengambil banyak bentuk, seperti urutan video, dilihat dari
beberapa kamera, atau multi-dimensi data dari scanner medis.
Contoh aplikasi visi komputer mencakup
sistem untuk :
- Pengendalian proses misalnya sebuah robot industri atau kendaraan otonom.
- Mendeteksi peristiwa misalnya, untuk pengawasan visual atau orang menghitung.
- Mengorganisir informasi misalnya, untuk pengindeksan database foto dan gambar.
- Modeling benda atau lingkungan misalnya, industri inspeksi, analisis gambar medis.
- Interaksi misalnya sebagai input ke perangkat untuk interaksi manusia komputer.
- Sub-domain computer vision termasuk adegan rekonstruksi, event detektion, pelacakan video, pengenalan obyek, learning, pengindeksan, gerak estimasi, dan gambar restorasi.
PERKEMBANGAN TELEMATIKA
Masa Pra-Satelit
Radio dan Telepon
Di periode pra satelit (sebelum tahun
1976), perkembangan teknologi komunikasi di Indonesiamasih terbatas pada bidang
telepon dan radio. Radio Republik Indonesia (RRI) lahir dengan di dorong oleh
kebutuhan yang mendesak akan adanya alat perjuangan di masa revolusi
kemerdekaan tahun 1945, dengan menggunakan perangkat keras seadanya. Dalam
situasi demikian ini para pendiri RRI melangsungkan pertemuan pada tanggal 11
September 1945 untuk merumuskan jati diri keberadaan RRI sebagai sarana
komunikasi antara pemerintah dengan rakyat, dan antara rakyat dengan rakyat.
Sedangkan telepon pada masa itu tidak terlalu penting sehingga anggaran pemerintah untuk membangun telekomunikasipun masih kecil jumlahnya. Saat itu, telepon dikelola oleh PTT (Perusahaan Telepon dan Telegrap) saja. Sampai pergantian rezim dari Orla ke Orba di tahun 1965, RRI merupakan operator tunggal siaran radio di Indonesia. Setelah itu bermunculan radio – radio siaran swasta.Lima tahun kemudian muncul PP NO. 55 tahun 1970 yang mengatur tentang radio siaran non pemerintah.
Periode awal tahun 1960-an merupakan
masa suram bagi pertelekomunikasianIndonesia, para ahli teknologi masih
menggeluti teknologi sederhana dan “kuno”. Misalnya saja, PTT masih menggunakan
sentral-sentral telepon yang manual, teknik radio High Frequency ataupun
saluran kawat terbuka (Open Were Lines). Pada masa itu, banyak negara pemberi
dana untukIndonesia– termasuk pendana untuk pengembangan telekomunikasi,
menghentikan bantuannya. Hal itu karena semakin memburuknya situasi dan kondisi
ekonomi dan politi diIndonesia.
Tercatat bahwa pada masa 1960-1967,
hanya Jerman saja yang masih bersikap setia dan menaruh perhatian besar pada
bidang telekomunikasi Indonesia, dan menyediakan dana walau di masa-masa sulit
sekalipun. Ketika itu pengembangan telekomunikasi masih difokuskan pada
pengadaan sentra telepon, baik untuk komunikasi lokal maupun jarak jauh, dan
jaringan kabel. Indonesiasaat itu belum memiliki satelit. Sentral telepon
beserta perlengkapan hubungan jarak jauh ini diperoleh dari Jerman. Pada saat
itu, Indonesiahanya dapat membeli produk yang sama, dari perusahaan yang sama,
yakni Perusahaan Jerman. Tidak ada pilihan lain bagi Indonesia.
Keleluasaan barulah bisa dirasakan setelah di tahun 1967/1968 mengalir
pinjaman-pinjaman ke Indonesia, baik bilateral ataupun pinjaman multilateral
dari Bank Dunia, melalui pinjaman yang disepakati IGGI. Akan tetapi, pada masa
inipun inovasi dalam pemfungsian teknologi telekomunikasi masih belum
berkembang dengan baik di negeri ini. Peda dasarnya kita memberi dan memakai
perlengkapan seperti switches, cables, carries yang sudah lazim kita pakai
sebelumnya.
Masa Satelit
Dampak Setelah Adanya Satelit Palapa
Dengan semakin bergantungnya
Indonesiapada teknologi satelit, muncullah sejumlah perusahaan yang bergerak
dalam produksi perlengkapan terkait, seperti RFC (milik Iskandar Alisjahbana),
LEN (milik Kayatmo), PT. INTI. Setelah periode itu, aspek bisnis di dunia
telekomunikasi mencuat. Inovasi lebih banyak terjadi pada penyediaan layanan,
sementara pengembangan teknologi untuk komponen berkurang.
Pertumbuhan ekonomi yang pesat di tahun 1988 membuat kebutuhan telekomunikasi melonjak secara drastis. Untuk memenuhi kebutuhan telepon yang melonjak, disadari pemerintah perlunya perubahan regulasi, yang kemudian membuahkan UU no. 3 tahun 1989 tentang pengertian telekomunikasi yang diperluas hingga mencakup alat pengiriman data seperti facsimile dan telex, dan lain-lainnya.
Sebelum lahirnya UU ini, Telkom dan
Indosat disebut sebagai badan penyelenggara telekomunikasi yang menyediakan
seluruh jejaring dan layanan jasa. Dampak positif dari berlakunya UU tersebut
adalah mulai masuknya pihak-pihak swasta dengan modal yang besar, walaupun
dalam skala usaha yang terbatas. Mereka datang dengan membawa teknologi
baru, tenaga ahli, manajemen yang baru. Ini semua kemudian menciptakan iklim
usaha yang baru dalam penyelenggaraan telekomunikasi diIndonesia. Dengan
terlibatnya pihak asing dalam pengadaan dana, teknologi dan menejemen,
perkembangan teknologi telekomunikasi berkembang dengan pesat. Hal ini terjadi
sekitar tahun 1990-an dan dampaknya terlihat mulai tahun 1991 khususnya
terlihat jelas bahwa jangkauan telekomunikasi diIndonesiamenjadi bertambah
luas.
Perkembangan teknologipun berkembang
pesat, mulai dari pesawat telepon manual ke otomatis, dan dari analog menjadi
digital. Pada gilirannya perkembangan ini menuntut adanya pengaturan
infrastruktur dan standarisasi peralatan. Tak lama kemudian masuklah teknologi
mobile-telecommunication. Berkembanglah pemakaian handphone yang
bardampak tumbuhnya usaha-usaha yang tidak hanya menyediakan layanan atau
jejaring saja, melainkan juga membangun pabrik-pabrik dalam upaya pemenuhan
kebutuhan akan kabel. Menarik untuk dicatat bahwa di era serbuan bisnis
telekomunikasi itu, ternyata kaidah dan aturan bisnis professional tidak
sepenuhnya diikuti.
Sementara itu faktor politik tampaknya
justru mengambil peranan penting. Kala itu terjadi campur tangan bisnis dari
“Keluarga Cendana” yang mengambil peranan sebagai mitra bisnis PT Telkom dan
Indosat yang kemudian diikuti oleh krono-kroni mereka seperti Liem Sio Liong
melalui “Sinar Mas”- nya dan lain-lain. Di era emas telekomunikasi itu, tumbuh
dorongan kuat agar BankIndonesiamembuka pintunya lebar-lebar bagi pihak swasta
asing. Bahkan mereka menginginkan adanya
privatisasi Telkom dan Indosat dalam penyelenggaraannya. Dampak dari dorongan
ini mencuatnya pandangan bahwa regulasi yang ada sudah tidak memadai lagi. Di
sekitar tahun 1996, mulailah disusun rencana untuk meninjau kembali UU No. 3
tahun 1989.
yuk pencinta togel online
BalasHapusgabung bersama kami di togel terbaik dan terpecaya
Info lebih lanjut silakan hubungi CS kami..
Telp : +85581569708
BBM : D8E23B5C
Line : togelpelangi
Link: http://www.togelpelangi.com/